Arsip | 11:19 am

Batu Besar Banget WATU SINOM desa Keniten Kedungbanteng Banyumas

2 Jun

Purwokerto, 02 Juni 2024
Batu Besar Banget WATU SINOM Desa Keniten Kedungbanteng Banyumas.

Ada batu besar yang mempunyai cerita yang bagian dari sejarah di Banyumas. Inilah sepenggal cerita Raden Kamandaka yang mencintai Dewi Cipto Roso putri Adipati Pasir Luhur dan nekat masuk ke taman kaputren dan diketahui prajurit penaga dan dilaporkan ke Adipati Pasir Luhur kemudian Raden Kamandaka menjadi boranan dengan julukan Maling Julik Kamandaka. Pelariannya hingga naik ke atas batu besar. Dalam sayembada siapa yang bisa menangkap maling julik Kamandaka dan salah satu peserta sayembada adalah Raden Silihwarni. Ketika Raden Kamandaka diatas batu besar menantang Raden Silihwarni dengan menyebut nama aslinya Raden Banyak Cotro putra Prabu Siliwangi. Silihwarni tidak percaya karena dia juga putra Prabu Siliwangi. Raden Kamandaka disuruh menyebutkan nama-nama saudaranya yang lain. Karena memang asli Putra Prabu Siliwangi Raden Kamandaka atau Raden Banyak Cotro pun menyampaikan nama-nama saudaranya, Banyak Ngampar, Banyak Blabur dan Retno Pamungkas. Setelah menyebut dengan benar saudara-saudaranya akhirnya Raden Silihwarni percaya dan mengatakan dirinya adalah Raden Banyak Ngampar. Pertemuan kadang tua dan anom ( Saudara Tua dan Muda ) inilah akhirnya sebagai tanda nama batu besar ini diberi nama Watu Sinom (Batu=Watu). Inilah sekelumit yang menjadi bagian sejarah nama Watu Sinom yang berlokasi di gerumbul Gadog desa Keniten kecamatan Kedungbanteng.

Watu Sinom di wilayah ini sudah sangat dikenal dan saya sendiri juga waktu masih usia sekolah sering bermain disini. Pada saat ini hadir sekelompok “Paguyuban Peduli Cagar Budaya MERCU BUANA” yang sedang merawat sekitar Watu Sinom secara swadaya. Anggota terdiri dari 9 (sembilan) orang warga sekitar yang rela dengan tenaga, waktu, pikiran, dan material untuk memperindah kondisi lokasi sekitar Watu Sinom. “Paguyuban Peduli Cagar Budaya MERCU BUANA” yang dipandegani kang Angga dengan semangat bersama ini layak dan patut diberi apresiasi dalam upaya memberikan edukasi pentingnya menjaga cagar budaya agar masyarakat dan generasi kita memahami arti sejarah di wilayah ini.
Saat ini atusias pengunjung juga cukup banyak walau masih kondisi perlu dilengkapi dengan fasilitas layaknya tempat santai berwisata seperti tempat duduk, arena edukasi lain serta jajan kuliner dengan harapan kuliner UMKM desa setempat agar dampak dari Watu Sinom menumbuhkan ekonomi warga sekitar. Memperhatikan faktor efek wisata yang berdampak pada ekonomi tentunya pihak terkait harus memberikan perhatian khusus agar pertumbuhan ekonomi menjadi bagian dari peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar. Tumbuhnya ekonomi kreatif baik dari generasi muda atau usaha masyarakat baik bidang industri kerajinan, kuliner, pertanian, dan seni budaya.

Semangat “Paguyuban Peduli Cagar Budaya MERCU BUANA” peranmu akan menjadi bagian dari kegiatan pembangunan walau belum banyak berarti, tetapi alam akan mencatat niat baikmu. Samangat ikhlas untuk berperan bukan baperan, turut serta mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan menjaga cagar budaya WATU SINOM.
Oleh : KUSNO Pegiat Wisata